Pada malam di
mana awan tak jadi memberikan genangan, pada hamparan sawah yang sejak lama
merindu kedatangannya. 1 September 2018, tak sadar bahwa Agustus telah pergi
dan progam ‘September to Remember’ melambai, menyambut ini diri. Bingung
menulis apa untuk memulai, maka kupersembahkan deretan kalimat yang tak jelas
ini untuk para pembaca. Huruf yang kurangkai dari hasil perenungan atas
seseorang yang saat ini keberadaannya tak dapat terjemah oleh indera, entah esok atau kelak.
Rahasia
Biar saja
sebuah tanya itu membeku jadi bongkahan rahasia.
Ini bukan lagi
soal sibuk menerka.
Tapi hati jua
harus ditempa.
Tak lagi
bertanya tentang kapan waktu terungkapnya.
Tapi jua
menyiapkan diri dengan jawab yang akan diterima.
Kerap kali
penasaran memburu jiwa.
Tapi, entah
mengapa ketakutan lebih terasa.
Sebagia
manusia biasa, tiada cara selain terus berdo’a
dan
berprasangka bahwa apapun hasilnya adalah yang terbaik dari-Nya.
Semoga antara
harap dan jawab
dalam satu
frekuensi yang sama.
#Day 1
#September to
Remember
#OneDayOnePost_ODOP
Ayo mbak semangat lagi buat ngODOP ya. Seneng banget akhirnya aku kembali ke rutinitas blogwalking. Bisa refreshing rasanya.
BalasHapusAlhamdulillah ya Mbak, aku juga merasa semangat kembali. :)
HapusMantap
BalasHapusTerima kasih Bun :)
Hapusmantaaap..!
BalasHapuswelcome back nge-ODOP ☕ππ
Hihihi.... Kangen dikejar deadline..
HapusWeheeeππ»
BalasHapusWkwkw... ada anak sastra Prancis datang.
HapusKeren ini kayaknya lagi nunggu doanya di kirimi jawaban secepatnya ya. Aamiin semoga takdir terbaik yg selalu mengiringi.
BalasHapusAamiin Umi, terima kasih do'anya.
HapusMari kita berdoa ODOP ria
BalasHapusUyeee... ^^
HapusAsik mantap puisinya
BalasHapusHihihi... Masih amatir kok ><
HapusAku jadi kangen berpuisi T-T
BalasHapusAnyway salken dr Iput, newbie! :)
Hayuuk kak.. btw, aku sebenernya bingung yang kutulis itu puisi atau apa. hihi Salken jua ^^
Hapus