Di Detik-Detik Kelulusan ODOP

Hai.. Hai.. Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Apa kabarnya teman-teman yang kebetulan sedang melirik tulisan ini?

Ah ya, hari ini aku sekedar ingin menumpahkan curahan isi hati, perjalanan dua minggu di detik-detik kelulusan ODOP (One Day One Post).  Kalau ditanya aku lulus apa enggak? Aku jawab gak tahu. Soalnya belum ada pengumumannya. Hehe.

Alhamdulillah, sejak Januari bergabung di ODOP aku jadi terbiasa untuk menulis. Ya, setidaknya sehari satu tulisan. Meski pun tulisan yang aku buat itu ala kadarnya, tentu aja masih jauh di bawah para tetua dan teman-teman yang kece lainnya.

Bersamaan dengan tantangan terakhir, entah kenapa tantangan dalam kuliah dan tantangan hidup malah ikut-ikutan nangkring di pundakku. Tetapi, karena itu lah, di hari-hari menju kelulusan ini aku merasa ada kesan yang tak kan terlupakan. 

Suka dan duka datang silih berganti.

Pertama, tantangan bikin cerbung (cerita bersambung) sebanyak 10 episode. Duhai, cerbungku di awal aja belum sempat rampung. Masih mentok di part 5. Lah ini, suruh bikin baru, 10 pula. Alamak, sampai-sampai di awal aku merasa ragu untuk menyelesaikan tantangan ini. But, dukungan dari teman-teman yang tak pernah absen menyuarakan kata ‘semangat’ dan ‘pasti bisa’ membuat keyakinan dalam diri tegak kembali. Terima kasih teman-teman dan para pije di Mars. Sayang deh sama kalian.

Ke dua, dapat kabar dari saudara jauh kalau beliau sekeluarga berangkat ke tanah suci. Barakallah. Semoga dilancarkan perjalanannya. Tetapi, malam harinya, kabar duka menyusul. Saudara dari kakak sepupu, dikabarkan mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Innalillahi. Kabarnya tiba jam 10 malam. Dan di jam 12, satu keluarga bergegas takziah menuju Jawa Timur.

Ke tiga, esok harinya aku mendapat musibah. kesrempet motor dan karena sama-sama kehilangan keseimbangan, akhirnya aku tertimpa motor tersebut beserta seorang bapak paruh baya yang mengendarainya. Sungguh berat. Tetapi, alhamdulillah tidak ada luka di badan, yang ada luka di hati. Dan baru kusadari esoknya, setengah badanku mendadak terasa remuk. Pegal semua. Hanya setengah saja. bagian kanan, bagian yang tertindih motor kemarin lusa. Dari kepala sampai kaki.

Ke empat, hari Rabu, ketika usai kuliah aku dan temanku hendak ke kampus satu. Tetapi, entah pikiranku sedang blank atau kenapa, aku malah membelokkan motor ke perpustakaan daerah. Ketika hendak parkir, aku malah ketimpa motorku sendiri. Ambruk. Karena jalan menuju parkiran itu sedikit menukik. Sakit sekali. Malamnya kutemukan lebam ungu di lutut.

Ke lima, ide menulis tiba-tiba buntu. Sempat beberapa hari tidak menulis. Hal ini sih terasa wajar. Tetapi, biasanya bisa diatasi dengan menulis puisi atau menulis curahan hati. Namun berhubung tantangannya adalah cerbung. Jadilah aku mandeg di tempat.

Ke enam, bersamaan dengan hutang menulis. Acara organisasi terasa padat. Harus pergi ke sana ke mari. Kuakui itu sangat melelahkan. Menyita banyak tenaga, waktu, pikiran, serta uang (untuk beli bensin. Hahaha). Alhasil, malam hari si tubuh langsung tepar. Padahal sebelumnya sudah berniat akan begadang. Huhft!

Ke tujuh, selain padatnya acara organisasi. Tugas presentasi kuliah ikut-ikutan bikin rusuh. Tiga mata kuliah presentasi berturut-turut dalam satu minggu. Presentasinya sih it’s okay wae, tetapi yang bikin geregetan itu susahnya mencari buku referensi untuk dibuat makalah.

Ke delapan, alhamdulillah. Hasil gaji dari bimbingan belajar selama satu bulan setengah yang lalu cukup memuaskan. Dan dapat tawaran baru lagi.

Ke sembilan, Jum’atnya ketika pulang ngelesi hujan rintik-rintik. Jalanan gelap. Motoran di jalan raya gak berani buat ngebut-ngebut, pelan ... banget. Spionnya susah mendeteksi kendaraan yang ada di belakang. Karena rintik-rintik dari langit membuat layarnya kabur. Udah gitu, lampu motor yang datang dari depan amat silau ketika ditangkap oleh retina. Apalagi sewaktu melewati hutan karet yang lumayan panjang langit semakin gelap. Sepi pula. Tapi ya itu, aku gak berani ngebut. Berhubung cahaya di sekitar remang-remang, mataku harus benar-benar fokus melihat. Karena itu  aku berkendara hati-hati .. banget. Biarlah, aku pasrah atas segala kemungkinan yang terjadi. Yang penting aku bisa selamat sampai rumah.

Dan yang terpenting, alhamdulillah bisa menyelesaikan tantangan di tengah kesibukan yang super ini. Hihi... Yey..... rasanya lega banget. Dan pengalaman ini sangat-sangat berkesan.
Yeah, kenapa aku curahkan semua ini di blog? Karena kuyakin yang mampir ke sini bukan orang sembarangan. Tetapi orang-orang yang perhatian. Karena mau meluangkan waktunya untuk sekedar membaca tulisan yang jauh dari kata faedah ini. Hehe...

Blog itu bukan kaya history di WA atau pun status di beranda FB, yang mudah banget terakses oleh jutaan orang. Dan kita bisa tahu siapa saja yang sudah melihat status kita. Sedangkan di blog, kalau pembaca tidak meninggalkan komentar, penulis gak bakal bisa tahu siapa saja yang sudah menyempatkan diri untuk mampir. (Sok jadi misterus :P)

Jadi, kamu yang membaca tulisan ini aku anggap sebagai orang spesial. Wkwkwwk... Sekali lagi, terima kasih sudah mau membaca ocehan gadis ini. 

*********
#OneDayOnePost
#ODOPbatch5