Just My Opinion



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh :D
Hai kawan-kawan apa kabar? Semoga dalam keadaan yang meyenangkan ya.
Okay, pada kesempatan ini saya akan menjawab pertanyaan dari mas Upi yang mana pertanyaan itu adalah salah satu tantangan di level 3 RCO kali ini.
          “Bagaimana pendapatmu tentang sejarah dalam buku itu (buku yang dibaca)? Pernahkah membaca sejarah yang sama namun ceritanya berbeda?”
            ‘Sejarah Kebudayaan Indonesia’ buku inilah yang saat ini berada di tangan saya. Menurut saya materi yang disajikan dalam buku ini cukup menarik, namun sebagian terasa membosankan karena bahasannya diulas dengan bahasa baku dan banyak menggunakan istilah yang jarang terdengar di telinga (saya). Isinya membahas asal mula 6 agama yang berada di Indonesia. Dari mulai agama Hindu, Budha, Islam, Katolik, Protestan, dan Konghucu. Dari ke 6 agama tersebut yang paling terasa ringan dicerna oleh otak saya adalah pembahasan agama Konghucu. Materi tersebut disajikan dengan bahasa yang tidak terlalu baku dan mengungkap berbagai peristiwa unik yang baru saya ketahui (yang saya rasakan (mungkin) karena penulis buku ini terdiri dari 6 orang, jadilah gaya bahasa yang ada berbeda antara materi satu dengan yang lain).
Salah satunya adalah sejarah mengenai perayaan Festival Kue Bulan (Moon Cake Festival). Dikatakan bahwa sejarah festival ini bermula pada masa pra sejarah. Di mana kala itu matahari yang menyinari bumi ada 10, keadaan itu membuat tanaman dan binatang hampir punah karena kepanasan dan kekeringan. Rakyat pun terkena imbasnya karena kelaparan dan menderita. Ada seorang pahlawan yang bernama Hou Yi yang khawatir dengan keadaan tersebut. Maka pergilah ia ke puncak gunung Kunlun untuk mengumpulkan seluruh kekuatan supranatural yang ia miliki, lalu dengan busurnya ia memanah 9 matahari ia terjatuh satu persatu dan menghilang. Satu matahari yang tersisa ia perintahkan agar terbit dan tenggelam dengan teratur. Hingga akhirnya banyak yang terinspirasi dengannya dan belajar kungfu dengannya. Salah satu murid kungfunya ialah Peng Meng.
Suatu hari Hou Yi sedang melakukan pendakian gunung untuk bertemu teman-temannya, namun ketika di tengah jalan ia bertemu dengan Permaisuri Istana Surga, Wangmu. Wangmu menghadiahi Hou Yi sebuah tirtha suci ajaib yang bila diminum membuat tubuh menjadi sangat ringan hingga dapat terbang ke surga dan menjadi seorang dewa/dewi. Namun Hou Yi tidak ingin melakukannya karena ia masih ingin bersama istrinya, Chang E.
Ketika di rumah Hou Yi menceritakan peristiwa tersebut kepada istrinya, kemudian istrinya menyimpan tirtha suci tersebut di meja riasnya dan kebetulan terlihat oleh murid Hou Yi, Peng Me.
Hingga pada suatu hari, ketika Hou Yi tengah pergi berburu, Peng Me datang untuk berniat buruk mengambil tirtha suci tersebut. Chang E, istri Hou Yi pada kondisi kritis tersebut bingung harus berbuat apa. Akhirnya ia meminum tirta tersebut dan hal itu menyebabkan ia melayang ke surga.
Ketika Hou Yi sampai di rumah, ia sangat sedih mendapati berita tersebut. Ia menangis dan terus-menerus memanggil nama istrinya. Hingga tiba-tiba muncul bulan purnama dan di sana terdapat bayang-bayang istrinya. Namun bayang-bayang itu terus saja menghilang tiap kali Hou Yi berusaha untuk mendekatinya.
Maka untuk mengingat istri tercinta, ia membuat meja yang dipenuhi oleh berbagai makanan manis kesukaan istrinya. Rakyat yang mengetahui hal tersebut, turut melakukan hal yang sama. Mereka membakar dupa dan mempersembahkan makanan manis untuk Sang Dewi Bulan.
            Ah ya, sebelumnya saya pernah membaca dan membahas sejarah ke-6 agama tersebut. Sejauh ini tidak ditemukan adanya perbedaan cerita yang disajikan.
            Okay, sekian cuap-cuap saya kali ini. wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. :D

#ReadingChallengeOdop
#Level3tantangan2
#Onedayonepost