Terik
mentari di langit menyilaukan mata. Di bawah naungan gedung berlantai tiga,
kududuk di kursi panjang. Dekat tangga. Lalu lalang mahasiswa membuat suasana
kampus terasa ramai. Dengan kesibukan masing-masing orang.
Tak
kuhiraikan suasana yang ada. Terfokus pada jemari yang menari di atas papan
huruf. Aku masih ingin menggali sosok gadis dengan empat mata. Masihkah kau
ingin mengetahuinya? Jika kau berkenan, aku teramat bahagia. Namun, jikalau
sebaliknya, aku tak kan memaksa.
Gadis
itu, sejak kecil sudah terbiasa jauh dari ayahnya. Tersebab sang ayah bekerja
di kota yang berbeda. Bahkan, kala pertama kali ia melihat dunia, sang ayah tak sempat mengumandangkan adzan di
telinganya.
Dan
ketika usia gadis setara dengan anak kelas dua sekolah dasar, takdir menjauhkan
ia dari sang ibu tercinta. Tak benar-benar jauh. Jauh sementara waktu saja.
Terkurung dalam pesantren di provinsi yang berbeda dari tempat tinggalnya.
Terasa asing dengan lingkungan yang penuh keragaman. Banyak anak usia yang
sepantaran, bahkan yang lebih muda.
Tak
ayal, gadis kerap kali menangis di balik bantal. Di tengah malam, ketika semua
asyik terlelap, dan saking syahdunya beberapa ada yang bersenandung ria.
“Aku
diiming-imingi dengan sekolah yang serba mewah. Katanya ada mobil antar-jemput
seperti yang biasa ku lihat di layar kaca. Ada pula kolam renang, dan fasilitas
menyenangkan lainnya” begitulah gadis menuturkan, ketika pernah suatu waktu
kutanya.
Awalnya
gadis memang tak berminat. Mana mau seorang bocah kecil tinggal jauh dari orang
tua. Namun, setelah dibujuk banyak kali, akhirnya luluh juga hatinya.
Keberangkatan
dengan perjalanan yang memakan waktu 10 jam, perjalanan terpanjang dan terjauh
untuk pertama kalinya.
Begitu
tiba di tempat tujuan, matanya membulat. Terbelalak. Takjub dengan suguhan
pesona di sana. Jejeran gedung yang mencakar langit, warnanya seragam. Dominasi
antara bata merah tua dan sebagian dindingnya terbuat dari semen yang dicat
putih. Rindang pepohonan yang berjajar rapi. Dan lautan manusia yang memadati
area.
Dan
siapa yang tahu bahwa inilah awal bagi gadis untuk mengenal dunia lebih luas
lagi. Al Zaytun International School. Coba saja ketik itu nama, pasti kau kan
temukan berbagai macam sumber informasi dan berita. Gadis berpesan, jika kau ingin tahu bagaimana sebenarnya, tanyalah pada penghuninya. Karena bagaimanapun penghuninya lebih tahu tentang realita sebenarnya.
*******
Baset true story kah?
BalasHapus