PUASA



Hasil gambar untuk ayam kartun
“Dek! Jangan!” secara reflek Talita berteriak begitu melihat Tania, hendak memencet tombol hijau pada dispenser. 

            Tania, adik dari Talita tersentak kecil. Untung saja gelas yang di tangannya tidak ikut melompat sebagaimana jantungnya. Ia menoleh kepada wanita yang baru saja meneriakinya; menyetop aksinya. Duh, kenapa sih? Kira-kira seperti itulah arti dari ekspresi wajahnya.

            “Dek, sekarang kan bulan puasa. Jadi sebelum adzan Maghrib kita tidak boleh makan dan minum apa pun,” jelas Talita dengan sedikit gerakan tangan sebagai bahasa isyarat. Kebetulan Tania sedang tidak menggunakan alat bantu pada telinganya. Jadi, jika tidak dibarengi dengan gerakan tangan Tania pasti tidak dapat menangkap maksud yang disampaikan kakaknya. Selain itu Tania juga mengalami keterbelakangan lain, usianya saat ini memang setara dengan anak-anak bangku kuliah, tapi tidak dengan pemikirannya. 

            Tania menatap polos kakaknya. Sebenarnya ia tetap tak mengerti apa yang disampaikan si kakak. Tapi, ketika Talita mengambil paksa gelas yang ada di tangannya, Tania jadi mengerti. Ia tidak boleh minum.

            “Gak boleh minum. Belum adzan,” jelas Talita dengan bahasa tubuh bak seorang penerjemah bahasa yang ada di layar televisi.

            Tania hanya mengangguk-angguk kecil, kemudian berlalu pergi.

**************
            Waktu menunjukkan pukul 16.25 WIB. Menyebalkan! Hari pertama puasa ia malah terlambat menunaikan sholat Ashar, gara-gara terlalu meladeni mimpi asyiknya di siang bolong. Dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul Talita bergegas mengambil air wudhu.

            Adiknya Tania ternyata sedang fokus dengan sebuah acara yang tayang di TV.

            Sebenarnya Talita ingin mengajak adiknya untuk sholat bersama. Tetapi setelah dipikir kembali, keinginannya buyar. Biarkan sajalah, ia  sedang malas mengganggu konsentrasi adiknya. Jadi ia mengabaikan Tania begitu saja. Toh lagi pula Tania hanya mau sholat jika diajak oleh Ayah. Selain itu, mana mau dia.

            Usai sholat Talita teringat sesuatu. Maka setelah selesai berdo’a ia segera melipat mukenanya dan menuju ke belakang rumah.

**********
            “Kak! Jangan!”

            “Krompyang!” piring tang terbuat dari besi yang berada di tangan Talita loncat ke bawah, karena terkejut akibat teriakan adiknya. Piring itu membentur permukaan halaman yang dibalut semen, sehingga menimbulkan suara nyaring. Isinya jadi berceceran. Ayam-ayam yang sejak tadi tak sabar menunggu makanannya langsung mengerubung, mematuki ceceran yang tumpah dari piring. 

Talita beranjak menjauh. Wajarlah ia kaget. Ia kan tadi sedang berhati-hati, takut-takut saat menyodorkan jatah makanan untuk peliharaan orang tuanya yang terkesan agresif.

“Kenapa sih Dek? Ngagetin tau!” omel Talita sebal.

“Kan belum adzan Maghrib Kak! Jadi gak boleh makan.”

“Eh? @~xbejkmcehyklqlkijhgfd.”

#OneDayOnePOst
#ODOPbatch5
#TANTANGAN
           

(Sedikit) Tentang Problematika Umat Islam Kontemporer

Hasil gambar untuk ilustrasi problematika umat islam kontemporer tentang 7F

Hari ini adalah jadwal kajian bulanan. Saya sudah bersiap sejak matahari belum menampakkan dirinya. Di jadwal tertera bahwa waktu acara dimulai adalah jam 08.00 WIB. Otomatis saya harus berangkat dari rumah sebelum itu. Karena kurang lebih membutuhkan waktu 30 menit untuk perjalanannya.

Kajian ini saya anggap sebagai liqo’ akbar. Karena biasanya kami (peserta yang menghadiri kajian) setiap pekan satu kali liqo’ dibimbing oleh seorang mentor. Anggota pada liqo’ pekanan tentunya tidak sebanyak pada hari ini. Kisaran kurang lebih sepuluh orang, beda dengan saat ini yang dihadiri oleh sekitar 40-an orang. Kami dengan mentor yang berbeda-beda dipertemukan 

            Tema yang dibahas hari ini adalah “Problematika Umat Islam Kontemporer”. Mau tahu apa saja ilmu yang disampaikan oleh pemateri pada hari ini? Baiklah, saya akan berbagi pada tulisan ini mengenai rangkuman yang saya pahami dan saya catat di lembaran buku saya.

            Problematika? Teman-teman pasti sudah tidak asing lagi dengan kata ini. Iya betul banget. Problematika itu artinya suatu hal yang masih belum dapat dipecahkan singkatnya diartikan sebagai permasalahan. Hmm, ternyata masalah itu memang tak pernah luput dari kehidupan kita ya.

            Permasalahan itu biasanya timbul disebabkan oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal yang menyebabkan problematika umat Islam di masa kini ialah 7F dan 4S. Eh, apa tuh? 

            Yang pertama adalah Film. Sebenarnya film bisa dijadikan sebagai sarana hiburan bagi hati atau pun pikiran yang tengah suntuk dan juga dijadikan sarana untuk mendapatkan pengetahuan mengenai hal-hal tertentu. Lalu, di mana letak pemasalahannya? 

            Yeah, yang jadi permasalahan adalah jika kita tidak selektif dalam menonton film. Kerena tidak semua film itu membawa faedah bagi diri kita. Misalnya menonton film horor, bagi sebagian orang dampak yang ditimbulkan dari hal ini adalah menjadi penakut jika dalam keadaan sendiri atau sedang berada dalam kegelapan. Yah, lalu gimana seseorang mau mengamalkan sholat sunah Tahajud jika ia terus saja dihantui oleh perasaan takut? Sedangkan waktu pengerjaan sholat Tahajud itu malam-dini hari dan biasanya waktu-waktu tersebut semua orang sedang terlelap. Dan kadangkala, kalau kita terlena oleh suatu film menyebabkan kita jadi malas beranjak untuk melakukan banyak hal. Sehingga waktu kita terbuang dengan sia-sia.

            Yang ke dua adalah Friction. Friksi atau gesekan. Gesekan yang terjadi dalam suatu masyarakat itu berasal dari berbagai macam perbedaan. Semakin banyak perbedaan yang ada maka semakin besar gesekan yang akan terjadi. Perbedaan itu meliputi perbedaan suku, ras, budaya, maupun pemikiran. Yeah, dapat kita saksikan semakin majunya zaman bukan hanya mengakibatkan pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Pemikiran-pemikiran dalam Islam pun mengalami hal serupa, sehingga semakin beragamnya aliran-aliran tertentu. untuk mengtasi hal tersebut, prinsip yang harus ditanamkan dalam diri seseorang antara lain:
 -Prioritaskan yang hukumnya wajib yaitu, menjaga ukhuwah Islamiyah.
-Memiliki dalil yang kita yakini.
-Menjauhi debat dalam perkara khilafiyah.

            Yang ke tiga adalah Food. Kita dituntut untuk berhati-hati dalam mengonsumsi makanan atau pun minuman. Karena, apa yang kita konsumsi dapat mempengaruhi DNA dan prilaku. Kemudian, kita juga harus jeli dalam membeli produk. Jika produk tersebut berasal dari musuh kita, orang-orang yang berupaya menghancurkan Islam, jika kita secara tidak langsung kita mendukung mereka terhadap kebathilan.

            Yang ke empat adalah Faith. Berhati-hati terhadap tawaran-tawaran yang menyenangkan namun ternyata hal itu membuat diri kita harus melepas keyakinan yang sudah kita miliki sebelumnya.

            Yang ke lima adalah Free Thinking atau berpikir bebas. Pola pemikiran yang seperti ini sangat berbaya. Sebab jika sudah begitu, orang tidak lagi mau diatur. Sedangkan hidup tanpa adanya peraturan secara otomatis yang terjadi adalah kekacauan. Ibaratnya manusia adalah kendaraan di jalan raya dan rambu-rambu lalu lintas adalah peraturannya. Jika rambu-rambunya ditiadakan otomatis kendaraan satu sama lain akan saling bertabrakan.

            Yang ke enam adalah Fun. Kesenangan. Sepatutnya kita berhati-hati terhadap hiburan-hiburan yang dapat menyebabkan kita lalai dalam beribadah kepada Allah SWT. Dan berhati-hati pula terhadap game-game yang terselip untuk mengajarkan seseorang kepada kekerasan.

            Yang ke tujuh Fashion. Dalam hal fashion kita harus selektif dalam memilih. Jangan memilih pakaian yang ketika dikenakan justru menampakkan aurat yang kita miliki.

            Selanjutnya adalah faktor internal yang menyebabkan problematika umat Islam saat ini, antara lain: 

            Yang pertama Lemah dalam Intelektual yang meliputi lemah dalam pendidikan, lemah dalam ilmu pengetahuan, lemah dalam dakwah, lemah dalam perencanaan, lemah dalam menjaga rahasia, dan lemah dalam memobilisasi potensi.

            Yang ke dua adalah Lemah dalam Akhlak (moral) meliputi, hilangnya keberanian seseorang, hilangnya sikap teguh pendirian, hilang kebiasaan dalam hal mengingat Allah SWT (berdzikir), bersabar dan berkomitmen.

            Yang ke tiga ialah Penyakit Umat, antara lain bersumber dari penyakit pribadi da’i (Yang menginginkan berdakwah seorang diri, kurang matang dalam persiapan berdakwah, dan lain-lain).

            Solusi untuk mengatasi faktor-faktor di atas adalah dengan cara tarbiyah dan dakwah jama’i. Dengan terus mencari ilmu maka kita semakin menjadi orang paham mana yang baik mana yang buruk. Dan berdakwah jama’i menjadikan beban yang ditanggung akan terasa ringan. 

            Sekian, semoga yang saya sampaikan pada tulisan ini membawa manfaat bagi pembaca.

#OneDayOnePost
#ODOPbatch5
#Sabtu, 2 Maret 2018

           

Ridho Dan Ilmu Mana Yang Harus Kupilih?


Hai! Hai! Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

            Yups! Ketemu lagi dengan saya. Semoga tidak bosan ya. berhubung hari ini saya bingung mau nulis apa. Si Ide belum pada balik ke kampung halaman alias ke tempurung kepala penulis, jadilah saya ingin sharing mengenai perkuliahan saya pada hari ini. Siapa tahu aja ada manfaatnya, semoga ya. 

            Hari Jum’at, hari yang serba-serbi rasanya. Lelah, karena harus mengikuti jam pelajaran mulai dari jam 07.00 sampai jam 11.45 tanpa jeda. Dan dilanjut lagi jam 14.10-15.50. Tapi di sisi lain saya merasa amat senang karena bakal bertemu dengan mata kuliah dan dosen yang cara mengaharnya santai tapi ilmunya ngena di hati. 

Yeah, empat mata kuliah dalam satu hari sebagaimana hari ini adalah sebuah risiko bagi saya yang awalnya berniat tidak ingin sampai pulang sore. Tetapi berhubung saya berkesempatan untuk mengambil satu mata kuliah semester atas saya (semester 6) dan yang tersisa hanyalah jam-jam sore, jadilah mau tidak mau ambil yang jam 14.10 itu. Bismillah, semoga kesempatan ini bisa membuka pintu peluang bagi saya untuk lulus lebih awal. Menjadi lulusan tercepat, terbaik dan termuda. Aamiin.

            Yang cukup menarik bagi saya di hari ini adalah ketika masuk pelajaran Qiro’atul Kutub. Dalam pelajaran ini sebenarnya mahasiswa dituntut agar bisa membaca kitab (yang biasanya ditulis pakai tulisan arab gundul). Haduh, apalah saya yang bukan anak pondok tulen. Saya dulu pesantren modern, yang dipelajari hanya seputar Al-Qur’an dan Hadist beserta ilmu-ilmu umum. Kalau masalah kitab-kitab tak paham lah. Melihat atau sekedar menyentuh bukunya saja saya belum pernah. Duhai, menyedihkan sangat.

Gambar terkait
            Kitab yang dipakai dalam pembelajaran ini adalah kitab Ta’lim Muta’alim. Pertanyaan yang diajukan oleh teman saya yang menggelitik sewaktu pertemuan pada hari ini, yang membahas bab Keutamaan Mencari Ilmu adalah mengenai ridho manakah yang paling utama antara ridho guru dengan ridho orang tua? Semisal guru menginginkan kita agar kuliah setelah lulus SMA, sedangkan orang tua menginginkan kita untuk kerja. Jika kita kuliah maka orang tua tak akan ridho, sedangkan jika kerja guru yang tak akan ridho.

            Kurang lebih Bapak Dosen menyampaikan bahwa jika kita tidak mendapat ridho dari guru maka seluruh ilmu yang diajarkan beliau kepada kita maka tidak akan bermanfaat. Dampaknya hanya sebatas ilmu yang dulu kita dapatkan dari beliau maka sirna semua. Sedangkan jika kita tidak mendapatkan ridho dari orang tua, maka dampaknya adalah hidupnya kita di dunia ini sia-sia. Sebanyak apa pun amal yang kita perbuat, maka tidak akan ada nilainya. Nah, dengan begitu teman-teman dapat menyimpulkan sendiri bukan lebih baik mengutamakan ridho yang mana? 

            Pertanyaan ke dua mengenai bagaimana pengaplikasian materi keutamaan mencari ilmu ini dalam kehidupan sehari-hari? Pak Dosen menyampaikan bahwa tidak semua ilmu itu bermanfaat bagi diri kita. Maka pelajarilah ilmu yang sesuai dengan kebutuhan diri kita. Semisal orang tua kita punya lahan sawah berhektar-hektar, tetapi kita malah memutuskan untuk belajar tentang kelautan. Karena hal itu, puluhan hektar dijual untuk dibelikan sebuah kapal. Dan ternyata kapal itu malah tandas ditelan dahsyatnya ombak di tengah laut. Hmm, kan sayang ya. Ya, tentunya kita harus peka terhadap apa yang kita butuhkan. Melihat sekitar kita, kira-kira apa yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan. Jangan terlalu egois dengan keinginan yang terkadang hanya memberikan kemanfaatan yang sifatnya sementara.

            Oh ya. Sebagai umat Islam Pak Dosen menuturkan bahwa ada dua jenis ilmu yang harus dikantongi. Yang pertama adalah ilmu yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masing-masing orang (antara satu dengan yang lain berbeda-beda) atau disebut dengan ‘ilmu Hal dan yang ke dua adalah ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap muslim, yaitu ‘ilmu Fiqh. Sebab ilmu Fiqh menentukan shah atau tidaknya kita dalam beribadah.

            Okey! pesan saya untuk mengakhiri tulisan ini, tetap semangat mencari ilmu ya kawan! Utlubul ‘ilma minal mahdi illal lahdi, carilah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat. In every where, any time, and with any people. :)

#OneDayOnePost
#ODOPbatch5
#Rapel_Jum’at_2 Maret 2018

Bertahan



Ketika jemari mulai  membungkam
Enggan tuk bergerak
Mata-mata merengek
Minta istirahat sejenak
Lelah, raga ini berasa tak lagi mampu lakukan tugasnya

Namun, apa daya
 Sesuatu menuntutku
Tuk segera tunaikan hutang
Yang telah menjadi kewajiban

Berusaha musnahkan lelah
Abaikan waktu yang terus merangkak
Menuju ambang waktu baru
Demi mempertahankan diri
Dari seleksi alam mematikan, di ODOP tercinta

#OneDayOnePost
#ODOPbatch5
#Rapel_Kamis_1 Maret 2018
#Ciee udah bulan baru.